Rabu, 17 Maret 2021

Pengertian Teks Drama, Struktur, Ciri-ciri, Jenis-jenis, serta Unsur Intrinsik dan Unsur Ekstrinsiknya

Pengertian Teks Drama, Struktur, Ciri-ciri, Jenis-jenis, serta Unsur Intrinsik dan Unsur Ekstrinsiknya

Teks drama merupakan materi bahasa Indonesia kelas 11/XI. Adapun beberapa materi pokok yang akan dijelaskan meliputi: pengertian teks drama, struktur, ciri-ciri, jenis-jenis, serta unsur intrinsik dan unsur ekstrinsiknya.


Pernahkah kalian menonton drama di televisi? Tahukah kalian apa yang dimaksud dengan teks drama? Pengertian teks drama drama menurut Hasanuddin adalah kesenian yang melukiskan sikap dan sifat manusia dan harus melahirkan kehendak manusia dengan action dan perilaku (Hasanuddin, 1996:2).


Hasanuddin mengatakan kata drama berasal dari kata Yunani yaitu draomai yang berarti bertindak, berlaku, berbuat, bereaksi, dan lain sebagainya, jadi drama berarti suatu tindakan atau perbuatan (Hasanuddin, 1996:2).

Senada dengan Harymawan juga mengatakan bahwa kata drama berasal dari kata Yunani draomai (Haryamawan, 1998:1). Pengertian drama menurut Harymawan RMA adalah kualitas komunikasi, situasi, aksi, (segala apa yang nampak dalam pentas) yang menimbulkan perhatian, kehebatan, dan tegangan pada penonton atau pendengar.

Pengertian Teks Drama Menurut Para Ahli


Ferdinan Brunetiere dan Baltthazar Verhagen


Apa itu drama? Menurut Ferdinan Brunetiere dan Baltthazar Verhagen adalah kesenian yang melukiskan sifat dan sikap manusia dan harus melahirkan kehendak manusia dengan action dan perilaku.

Moulton


Pengertian drama menurut Moulton adalah hidup yang dilukiskan dengan gerak drama adalah menyaksikan kehidupan yang diekspresikan secara langsung. Jika buku roman menggerakkan fantasi kita, maka dalam drama kita melihat kehidupan yang diekspresikan secara langsung di muka kita sendiri.



Budianta dkk


Drama adalah sebuah genre sastra yang penampilan fisiknya memperlihatkan secara verbal adanya dialogue atau cakapan diantara tokoh-tokoh yang ada (Budianta dkk, 2002:95).

Krell dan Friedler


Pendapat Krell dan Friedler (dalam Nurhayati, 2000:9) tentang drama adalah drama melukiskan suatu perbuatan yang dilakukan oleh pelaku cerita untuk mencapai tujuan tertentu, di mana dalam usahanya untuk mencapai tujuan tersebut ia menghadapi hambatan dan rintangan; dipertunjukkan lewat gerak dan dialog.

Brander Mathews


Menurut Brander Mathews, konflik dari sifat manusia merupakan sumber pokok drama.


Dari beberapa pengertian di atas dapat kita simpulkan bahwa drama termasuk ragam sastra karena ceritanya bersifat imajinatif dalam bentuk naskah drama, selain itu drama bukanlah sekedar teks yang dimainkan, dilakonkan, dipentaskan karena itu penikmatnya dapat secara langsung menyaksikan, menonton pementasan drama\

Drama merupakan suatu pertunjukan yang membawakan sebuah cerita, media yang digunakan untuk menyampaikan cerita tersebut melalui gerak dan dialog-dialog yang dilakukan oleh para tokohnya.

Struktur Teks Drama

Struktur Drama

Adapun struktur drama terdiri atas tiga bagian, yaitu sebagai berikut.
  1. Prolog: kata pendahuluan sebagai pengantar untuk memberikan gambaran umum tentang pelaku, konflik atau hal yang terjadi dalam drama.
  2. Dialog: percakapan antara dua orang atau lebih. Dialog merupakan hal yang penting dalam drama. Dalam drama harus ada penjiwaan emosi dan juga dialog disampaikan dengan pengucapan kata serta volume suara yang jelas.
  3. Epilog: kata penutup yang mengakiri suatu pementasan drama. Epilog berguna untuk merumuskan isi pokok drama.


Adapun adegan hanya melingkup satu pilahan-pilahan dialog antara beberapa tokoh.
  1. Orientasi: memperkenalkan para tokoh, menyatakan situasi cerita, mengajukan konflik yang akan dikembangkan dalam bagian utama cerita.
  2. Komplikasi atau bagian tengah cerita: pelaku uama menemukan rintangan-rintangan antara dia dan tujuannya, mengalami aneka kesalahpahaman dalam perjuangan untuk menanggulangi rintang-rintangan tersebut.
  3. Resolusi atau denouement: titik batas yang memisahkan antara komplikasi dan resolusi, biasanya disebut klimaks (turning point). Pada klimaks terjadi perubahan penting mengenai nasib pelaku utama.


Jenis-jenis Teks Drama


Menurut Budianta secara pokok ada 5 (lima) jenis drama, yaitu: tragedi, komedi, tragikomedi, melodrama, dan farce. Penjelasannya sebagai berikut.

  1. Tragikomedi: sebuah sajian drama yang menggabungkan antara tragedi dan komedi.
  2. Melodrama: sebuah pementasan yang ketika tanpa ada cakapan apapun, emosi dibangun melalui musik.
  3. Farce: secara umum dapat dikatan sebagai sebuah sajian drama yang bersifat karikatural atau komedi yang dilebih-lebihkan.


Dalam Asmara (1983:12), jenis-jenis drama dibedakan kedalam tiga kategori yaitu tragedi, sandiwara, dan komedi.
  1. Tragedi merupakan jenis drama tertua yang muncul dari upacara kehidupan dan kematian bangsa Dyonesis di Yunani yang diarahkan ke dimensi-dimensi kehidupan dan karakter manusia yang serius.
  2. Sandiwara menurut Haerkotter adalah sebuah bentuk lain dari tragedi. 
  3. Komedi yaitu pelaku utamanya dilibatkan dalam kesalahan-kesalahan sendiri seperti kesombongan, kebanggan atau dalam komplikasi hubungan-hubungan di luar dirinya.


Berdasarkan penyajian lakon, drama dibagi menjadi 7 (tujuh) jenis, yaitu:
  1. Tragedi: drama yang berakhir dengan kesedihan.
  2. Komedi: drama yang penuh dengan kelucuan.
  3. Opera: drama yang dialognya diiringi musik.
  4. Melodrama: hampir mirip dengan opera yaitu drama yang dialognya diucapkan dengan diiringi melodi atau musik.
  5. Farce: drama yang menyerupai dagelan, namun tidak sepenuhnya dagelan.
  6. Tablo: drama yang mengutamakan gerak, para pemainnya tidak mengucapkan dialog, tetapi hanya melakukan gerakan-gerakan.
  7. Sendratari: jenis drama gabungan antara seni drama dan seni tari.


Berdasarkan sarana pementasannya, jenis drama dibagi menjadi 6 (enam) yaitu:
  1. Drama panggung: jenis drama yang dimainkan oleh pelaku di panggung.
  2. Drama radio: drama yang hanya bisa didengarkan oleh penikmat, tidak bisa dilihat dan diraba.
  3. Drama televisi: hampir mirip dengan drama panggung, bedanya drama televisi tidak dapat diraba.
  4. Drama film: drama yang menggunakan layar lebar biasanya dipertunjukkan bioskop.
  5. Drama wayang: jenis drama yang diiringi pegelaran wayang.
  6. Drama boneka: para pelaku darama digambarkan dengan boneka yang dimainkan oleh beberapa orang.


Berdasarkan ada atau tidaknya naskah drama, jenis drama dibagi menjadi 2 (dua) yaitu:
  1. Drama tradisional: jenis drama yang tidak menggunakan naskah.
  2. Drama modern: jenis drama yang menggunakan naskah.


Unsur-unsur Teks Drama


Unsur-unsur drama dikelompokkan dalam dua kategori, yaitu unsur-unsur intrinsik dan unsur-unsur ekstrinsik. Penjelasannya sebagai berikut.

Unsur-unsur Intrinsik Drama


Berikut ini unsur-unsur intrinsik drama yaitu:

Tokoh dan Perwatakan


Penokohan adalah proses penampilan tokoh sebagai pembawa peran watak tokoh dalam suatu pementasan drama (Budiyati, 2009:26). Tokoh dalam seni sastra termasuk drama disebut tokoh rekaan yang berfungsi sebagai pemegang peran watak tokoh. Proses penokohan dapat juga disebut perwatakan atau karakterisasi. Dapat disimpulkan bahwa perwatakan adalah pelukisan tokoh cerita melalui sifat-sifat dan sikap dalam cerita.

Latar


Latar (setting) dalam arti yang lengkap meliputi aspek ruang dan waktu terjadinya peristiwa serta aspek suasana (Budiyati, 2009:31).

Bahasa


Analisis unsur bahasa adalah analisis dialog dalam teks darama. Dialog adalah percakapan antara dua orang atau lebih tokoh (Budiyati, 2009:32).

Watak


Watak adalah perilaku yang diperankan oleh pelaku utama. Watak protagonis adalah watak perilaku baik yang diperankan oleh tokoh. Sedangkan watak antagonis adalah watak perilaku jahat yang diperankan oleh tokoh.

Alur


Menurut Riris K. Sarumpaet (dalam Budiyati, 2009:28). Alur adalah rangkaian peristiwa yang terjalin berdasarkan hukum sebab akibat; dan merupakan pola, perkaitan peristiwa yang menggerakan jalannya cerita ke arah pertikaian dan penyelesaiannya.

Tema


Tema adalah penggarapan gagasan pokok yang didukung oleh jalinan unsur tokoh, alur, dan latar cerita serta diformulasikan lewat dialog.

Amanat


Amanat adalah pesan yang disampaikan oleh pengarang melalui lakon dramanya, dan bagaimana jalan keluar yang diberikan pengarang terhadap permasalahan yang dipaparkannya.

Unsur Ekstrinsik Drama


Unsur ekstrinsik drama adalah segala macam unsur yang berada di luar teks drama, tetapi ikut berperan dalam keberadaan teks drama tersebut. Unsur-unsur itu antara lain:
  • Biografi atau riwayat hidup pengarang.
  • Filsafah hidup pengarang.
  • Unsur sosial budaya masyarakatnya yang dianggap dapat memberikan masukan yang menunjang penciptaan karya drama tersebut.


Ciri-ciri Teks Drama


Berikut ini ciri-ciri teks drama yang harus kalian ketahui.
  • Seluruh cerita berbentuk dialog, baik narator maupun tokoh.
  • Semua dialog pada drama tidak menggunakan tanda petik.
  • Naskah drama dilengkapi dengan petunjuk tertentu yang harus dilakukan oleh tokoh pemerannya.
  • Naskah drama terletak diatas dialog atau disamping kiri dialog.
  • Mesti ada konfliks, aksi.
  • Drama harus dilakonkan.
  • Tempo masa kurang dari 3 jam.
  • Tidak ada ulangan dalam satu masa.

Demikianlah artikel hari ini tentang materi teks drama yang meliputi pengertian, struktur, jenis-jenis drama, unsur intrinsik dan ekstrinsiknya beserta ciri-cirinya. Semoga bermanfaat bagi Anda. Sekian dan terima kasih.